Pohon
pisang tak mau mati sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya di atas
dunia ini bisa memberi manfaat sebelum ajal datang menjemput.
Tak
sekadar itu, pohon pisang telah mempersiapkan generasi penerusnya
sebelum ia mati. Tunas-tunas muda inilah yang akan meneruskan tugasnya
memberi kebaikan kepada siapa saja yang memetik buahnya, atau mengambil
daunnya, atau memanfaatkan batangnya.
Itulah
pisang. Manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal seharusnya bisa
berbuat lebih dari sekadar sebatang pisang. Apalagi bila ia seorang
Muslim yang telah menerima warisan al-Qur’an dari Allah Subhanahu wa Ta'ala lewat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam(SAW).
Lalu mengapa saat ini manusia sudah demikian jauh dari tuntunan kitab yang telah diwariskan sejak berabad-abad silam?
Rupanya
proses pewarisan nilai-nilai kebaikan dalam kurun waktu yang teramat
panjang, sejak Rasulullah SAW wafat di Madinah, tidak berjalan sempurna.
Kurun
waktu yang begitu panjang dan melewati begitu banyak generasi tersebut
rupanya telah menggerus nilai-nilai kebaikan yang seharusnya terwarisi
dengan baik.
Kita harus mencegah abrasi ini. Kita tak ingin nilai-nilai kebaikan itu terus tergerus sampai generasi anak cucu kita nanti. Kita
harus mulai mewariskan nilai-nilai kebaikan itu secara sempurna dengan
melahirkan anak-anak yang shaleh, ilmu-ilmu yang berfaedah, serta harta
benda yang bermanfaat.
Dengan
begitu, tak sekadar kucuran pahala yang akan kita terima, juga harapan
untuk menyongsong kembali tegaknya peradaban Islam akan terkuak kembali.
Insya Allah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar