Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya, meriwayatkan sebuah kisah
yang bersumber dari sahabat Abu Sa'id Sa'ad bin Malik bin Sinan
al-Khudri. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa
pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang sangat kejam. Ia telah
membunuh 99 orang.
Suatu hari, si pelaku merasa menyesal atas
berbagai perbuatan yang telah dilakukannya. Ia pun lantas berusaha
mencari manusia yang paling berilmu di atas dunia ini. Ia lalu
mendatangi seorang alim yang ahli beribadah dan bercerita tentang masa
lalunya. Saat bertemu, dia lalu mengutarakan maksudnya untuk bertaubat
dan menjadi orang yang saleh.
Sayangnya, tanpa landasan keilmuan
yang kuat, orang alim ini menjawab, bahwa dosa pembunuh tak akan
diampuni Allah. Mendengar jawaban itu, lalu timbul amarahnya. Tanpa
berpikir panjang, penjahat ini langsung membunuh orang alim tersebut.
Maka, genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya.
Setelah itu, ia
melanjutkan perjalanan dan mencari orang yang lebih alim. Ketika bertemu
dengan orang yang dicarinya, dia pun menyampaikan keinginannya untuk
bertaubat.
Dengan keilmuannya, orang alim ini menjawab bahwa
Allah akan mengampuni taubat orang jika dilakukan secara benar-benar.
Orang alim itu memberikan nasihat, agar si penjahat segera menjauhi
teman-temannya yang jahat, serta memintanya untuk bergaul dengan
orang-orang yang saleh. Sebab, pergaulan yang salah akan menjerumuskan
seseorang dalam perbuatan mungkar.
Pembunuh kejam ini mematuhi
nasihat orang alim itu. Ia bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Ia juga
menjauhi teman-temannya yang jahat dan pergi mencari perkampungan
tempat orang-orang saleh. Namun, ketika ia masih berada dalam
perjalanan, ajal tiba.
Ia menghadap Allah dengan hanya membawa
niat tulus, menjadi orang yang baik. Malaikat pun sempat berebut untuk
membawanya. Ada yang ingin membawanya ke neraka, dan yang lain ingin
membawa ke surga. Setelah diukur, jarak yang ditempuhnya untuk
bertaubat, lebih panjang dibandingkan dengan tempat kawan-kawannya yang
berbuat maksiat. Singkat cerita, pembunuh yang telah bertaubat itu
kemudian dibawa ke surga.
Hikmah dari kisah ini, di antaranya,
adalah perintah agar kita bergaul dengan orang-orang yang saleh, dan
menjauhi orang yang berbuat maksiat.
Dalam konteks keindonesian
yang sedang marak dengan kasus hukum, jika kita ingin menjadi orang yang
bebas dari korupsi, maka kita jangan bergaul dengan koruptor atau masuk
ke dalam institusi yang sarat dengan potensi terjadinya korupsi . Hal
ini dapat dirunut dari banyaknya kasus korupsi di Indonesia yang
dilakukan secara berjamaah.
Dalam kasus lain, Indonesia
belakangan diguncang kasus terorisme. Peristiwa terorisme teranyar
adalah aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo.
Dari kasus itu diketahui, banyak anak muda terjerumus masuk dalam
jaringan teroris.
Saatnya kita memagari anak-anak kita, jangan
sampai salah pergaulan dan masuk jaringan komunitas teroris. Semoga
Allah senantiasa memberi hidayah kepada kita sehingga selalu berbuat
baik, hingga kita menghadap kepada-Nya dengan husnul khatimah. Amin.
Allahu a'lam.
Sumber :Republika Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar