Yahya bin Khalid Al-Barmaki sebelumnya amat dekat dengan Harun
Ar Rasyid, karena istrinya merupakan ibu sepersusuan Ar Rasyid.
Penghormatan Ar Rasyid kepada Yahya pun sangat besar, hingga
diangkatlah ia menjadi menteri dan selalu diajak berunding untuk
memutuskan perkara-perkara besar. Para putra Yahya sendiri diangkat
menjadi gubernur di beberapa wilayah.
Namun
keadaan berbalik setelah ada perselisihan antara Yahya dengan Ar
Rasyid, karena dinilai keluarga Yahya terlalu banyak mencampuri urusan
istana. Hingga Yahya dan para putranya dikurung dalam penjara.
Saat sama-sama tinggal di penjara, Jakfar putra Yahya berbicara kepadanya ayahnya ,”Wahai
ayah, setelah kita bebas melarang dan memerintah serta memiliki banyak
harta, kini kita sepanjang masa berada dalam belenggu dan penjara.”
Maka, ayahnya menjawab,”Wahai
anakku, bisa saja ini karena doa orang yang terdzalimi. Dimana kita
tidak menghiraukannya namun Allah tidak pernah membiarkannya.”
Kemudian Yahya pun bersyair,”Kadang
kaum pada awalnya dalam kenikmatan. Masa-masa dipenuhi dengan
kekenyangan air melimpah. Sedangkan zaman mendiamkannya sementara.
Tatkala zaman berbicara mereka pun menangis darah.” (Tarikh Al Baghdad, 14/128, 132)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar