H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Hati yang lalai adalah mangsa empuk buat iblis dan para dedengkotnya
untuk menggoda manusia. Mendakwahi anak cucu Adam agar terserong
hatinya. Taujih-taujih syetan teramat memikat. Godaanya selalu variatif
menjanjikan kenikmatan-kenikmatan yang disenangi syahwat. Rayuannya
begitu maut, gak berhenti sebelum berhasil. Visi hidupnya semenjak
terusir di surga hanya satu: cari teman sejati sebanyak-banyaknya di
neraka nanti. Misinya jutaan dan benar-benar terorganisir.
Mereka benar-benar mengamalkan taujih dari Ali Bin Abi Thalib, “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tak terorganisir”. Serangan
ajakan durhakanya benar-benar mengamalkan prinsip manajemen modern. Ada
planning, organizing, actuating dan evaluatingnya. Program kerjanya
dilaksanakan tanpa mengenal waktu. Dimana ada manusia di situ ada dia.
Namun seperti manusia, yang butuh waktu refreshing, mereka juga
melakukan itu, atau lebih tepatnya terpaksa mengagendakan refreshing
setahun sekali ,saat bulan Ramadhan datang. Saat mereka dibelenggu dan
tak mampu untuk menggoda manusia. Tapi itulah hebatnya makhluk ini,
meski terbelenggu, system kinerjanya tetap dilanjutkan oleh para kader
binaannya berwujud manusia. Bahkan andaikata umurnya nggak sampai kiamat
nanti, dia masih bisa tersenyum dengan system perekrutan dan kaderisasi
canggih yang dilakukannya. Dia takkan merasa khawatir misi kejahatannya
berakhir tatkala dia dibelenggu.
Satu lagi kelebihan Iblis, dia
tidak pernah puas dengan hasil usahanya, sebesar apapun usaha itu telah
tercapai. Etos kerjanya sangat luar biasa. Produktivitasnya sangat
tinggi. Andaikata mereka mau berpuas hati untuk sementara dari hasil
usahanya selama ini. Bisalah mereka nyantai dan refreshing sejenak.
Ngopi bareng untuk sejenak melepaskan kepenatan menggoda manusia. Coba
bayangkan di antara 7 milyar penduduk dunia saat ini, hanya 1,3 Milyar
yang menjadikan Islam sebagai pilihan hidup. Artinya ada sekitar 4,7
Milyar yang akan menjadi temannya nanti.Ini sungguh jumlah yang sangat
besar dan mungkin lebih dari cukup untuk menemani mereka. Apalagi jika
ditambah dengan manusia-manusia durhaka zaman dahulu yang juga
bermilyar-milyar jumlahnya. Tapi sekali lagi itulah hebatnya mereka, tak
pernah cepat puas dengan hasil usahanya. Ada tugas maha penting yang
harus diselesaikan, bagaimana menjadikan 1,3 Milyar sisanya untuk ikut
juga bersamanya dan yang tak kalah penting adalah mempertahankan 4,7
milyar tetap bersamanya agar tak tergoda dengan rayuan pejuang
kebenaran.
Bagi mereka (iblis) selagi matahari masih bersinar.
Selagi masih banyak yang menyembah Allah. Kerja mereka belumlah
dikatakan selesai. Mereka (iblis cs) akan istirahat dari menggoda
manusia, saat kaki kiri mereka dan kader-kader binaannya menginjak pintu
masuk neraka. Ah, iblis seandainya kekokohan tekadmu dititiskan
kepada para pejuang kebaikan/kebenaran yang suka istirahat dari aktivis
mulianya selama ini, mungkin sudah banyak di antara 4,7 Milyar itu
kembali ke jalan yang benar. Namun sayangnya, kau malah ajarkan yang
sebaliknya.
Sahabat, tiada satu hari pun kita hidup tanpa adanya
godaan, rayuan, taujih dan dakwah kejahatan ala iblis. Tiada sesaat pun
kita terlepas dari godaan iblis. Tidak ada aktivitas kita yang aman dari
godaannya. Saat sendiri dia goda kita dengan khayalan-khayalan untuk
bermaksiat. Saat dijalan dia goda kita untuk memandang yang haram. Saat
belajar dia goda pikiran kita menerawang memikirkan yang lain. Saat kita
adzan dia goda kita untuk memerdukan suara adzan tersebut agar dipuji
yang lain, sebagai seorang muadzin bersuara merdu. Saat shalatpun godaan
dahsyat membuyarkan kekhusyukan shalat kita. Betapa banyak kita tergoda
untuk tidur saat khutbah jumat disampaikan. Betapa cepat mata kita
mengantuk saat berada di majelis ilmu. Sering kita dapati inspirasi baru
saat asyik-asyiknya shalat . Kerap kali ketika mata terbuka jam 03.00
dini hari, kita digoda dengan bisikan, masih awal, tidurlah 5 menit
lagi, biar badanmu lebih segar saat mengerjakan Qiyamullail, sering kita
ikuti godaan itu, kembali memanjakan mata sejenak tapi malah
kebablasan, sehingga jangankan Qiyamullail shalat subuh pun kita jadi
kesiangan.
Godaan iblis emang dahsyat. Tiada berhenti walau sesaat. Wajar Imam Ahmad bin Hambal berkata, “istirahatnya kaum muslimin adalah saat kaki kanannya menginjak surga”.
Selama kita masih hidup di dunia, tak akan pernah kita istirahat dari
godaannya. Maka selalu ingatlah Allah dalam setiap aktivitas kita.
Jangan pernah sedikit pun lalai, karena iblis teramat pintar
memanfaatkan peluang sekecil apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar