Hidayah
Islam bisa datang dengan tiba-tiba, ataupun datang setelah melakukan
pencarian yang panjang. Berangkat dari keraguan tentang ajaran agama
yang dianutnya sejak kecil, Areej (Ella) Mora menuturkan kisahnya dalam
mencari kebenaran yang berakhir pada Islam, di negeri tempat kelahiran
Islam, Arab Saudi. Berikut kisahnya, yang kami sadur dari Saudi Gazzette (13/01/2012).
Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen yang sangat konservatif,
yang sangat ketat menjalankan nilai-nilai dasar dan prinsip kepercayaan
Katolik Roma.
Ketika semakin dewasa secara fisik, mental dan
spiritual, saya mulai mempertanyakan dasar kepercayaan dari agama itu,
yang saya ikuti secara buta. Saya mempertanyakan tentang konsep
ketuhanan Yesus, Perawan (Maria) sebagai ibu dari tuhan, trinitas, dosa
asli dan warisan, pengorbanan darah, penyaliban dan banyak lagi.
Perjalanan spiritual membimbing saya menggali ajaran dari berbagai
kelompok Kristen. Saya bahkan bergabung dengan kelompok bernama
kristiani yang "dilahirkan Kembali" dan menghapal banyak ayat Bibel.
Namun, sejalan dengan pencarian akan ilmu dan kebenaran agama itu, saya
semakin bingung, karena menemukan banyak kesalahan dan kontradiksi.
Saya kemudian bekerja di Arab Saudi dalam tiga periode waktu yang
berbeda. Pertemuan saya dengan Islam dan Muslim terjadi saat saya datang
ke Al Khobar untuk bekerja sebagai perawat.
Di sana, saya
melihat begitu banyak wanita mengenakan kerudung dan penutup wajah.
Ketika itu, pertama kali pula saya mendengar panggilan shalat, adzan.
Namun, perkenalan saya dengan Islam sebenarnya terjadi saat menjalani
tugas kedua di sebuah rumah sakit anak-anak di Taif. Saat itu, saya
diundang untuk hadir dalam kuliah tentang Islam, bertemu dan
mendengarkan para pembicara yang berasal dari berbagai negara dan agama.
Salah satu di antara pembicara adalah seorang mantan pendeta.
Tiba-tiba, saya merasa banyak ajaran Islam yang sesuai dengan apa yang
saya cari selama ini tentang agama.
Penerimaan saya atas ajaran agama Islam terjadai dalam masa tugas ketiga di Rumah Sakit Al Tagher Jeddah.
Di sana saya mendapatkan seorang teman satu kamar dari Pakistan. Ia
memberi saya banyak buku tentang Islam. Saya belajar banyak tentang
Islam melalui dirinya.
Suatu hari, lelah akibat pekerjaan dan
masalah rumah tangga yang menumpuk, saya menyendiri di teras tempat
tinggal kami. Saat saya menghirup udara segar, terdengar suara adzan
ashar.
Panggilan shalat itu terdengar seperti alunan musik
yang manis di telinga, sehingga saya dapat merasakan kenyamanan dan
keteduhan di dalam hati.
Tanpa sadar, saya mengangkat kedua
tangan dan berdoa agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Saya tidak tahu
bahwa ketika itu saya menghadap kiblat.
Saya pejamkan mata,
dan air mata pun berlinang dari keduanya. Saya merasa terangkat ke atas
dan mendengar suara berkata, "hanya ada satu Tuhan."
Malam
itu, saya kembali menyaksikan teman sekamar melakukan shalat. Setelah
ia menyelesaikannya, saya lalu berjalan mendekat dan berkata, "Saya
ingin shalat bersamamu."
Dia bertanya, apakah saya ingin menjadi seorang Muslim. Dan dengan segera saya menjawabnya, ya.
Saya memeluk Islam pada bulan Mei 2005 dan resmi mengucapkan dua
kalimat syahadat pada April 2007. Saya melanjutkan pelajaran tentang
Islam di Pusat Dakwah Jeddah.
Alhamdulillah, Allah membimbing
saya kepada Islam. Tidak ada yang lain yang saya minta, dan semoga
dengan izin Allah, Allah akan terus membimbing saya hingga ajal
menjemput. Dan menjadikan saya sebagai alat untuk membawa keluarga dan
orang-orang lain, yang menjadi abu, menemukan Islam.
Alhamdulillah, belum lama ini saya melaksanakan rukun Islam yang kelima. Saya sudah menunaikan ibadah haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar