Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa
yang mentaatiku, maka dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang
mendurhakaiku, maka dia telah mendurhakai Allah. Begitu pula,
barangsiapa yang mentaati petugasku, maka dia telah mentaatiku, dan
barangsiapa mendurhakai petugasku, maka dia telah mendurhakaiku.'
(Riwayat Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra. lagi, bahwa Rasulullah
SAW telah bersabda: 'Semua ummatku akan memasuki syurga kecuali yang
enggan memasukinya. Siapa yang mentaatiku akan memasuki syurga, dan
siapa yang mendurhakaiku, maka dialah orang yang enggan memasuki
syurga.'(Riwayat Bukhari)
Jabir ra. bercerita, katanya: Suatu
peristiwa datanglah beberapa Malaikat kepada Nabi SAW ketika beliau
sedang tidur, lalu mereka berkata: Bahwa sesungguhnya teman kamu ini
dapat diberikan beberapa perumpamaan, cobalah berikan perumpamaan
baginya! Maka berkata yang satu: Dia ini sedang tidur. Yang lain
berkata: Meskipun matanya tidur, namun hatinya tetap sadar! Lalu berkata
pula Malaikat yang lain: Perumpamaan temanmu ini ialah perumpamaan
seorang lelaki yang baru selesai membangun sebuah rumah, lalu dia pun
mengadakan undangan makan, dan mengundang orang datang kepadanya. Jadi,
sesiapa yang menerima undangan itu, dia akan memasuki rumah itu, dan
dapatlah dia memakan dari makanan yang disediakan itu. Dan sesiapa yang
menolak undangan itu, tidak akan memasuki rumah itu, dan tidak dapatlah
dia memakan dari makanan yang disediakan di situ!
Kemudian berkata
Malaikat yang mendengar perumpamaan itu: Jelaskanlah perkara ini
kepadanya (Nabi Muhammad) supaya dia mengertinya! Lalu ada Malaikat yang
berkata: Bukankah dia sedang tidur?! Jawab yang lain: Bukankah sudah
aku katakan; matanya saja yang tidur, namun hatinya sadar (dapat
menangkap maksud dari berita ini). Maka para Malaikat itu pun berkata:
Rumah itu diibaratkan dengan 'Syurga', dan orang yang mengundang itu
ialah 'Muhammad' itu sendiri. Tegasnya, siapa saja yang mentaati
Muhammad, maka dia mentaati Allah. Dan siapa saja yang mendurhakai
Muhammad, maka dia mendurhakai Allah. Dan Muhammad itu adalah penengah
(di antara Allah) dengan manusia! (Riwayat Bukhari) Ad-Darimi juga
mengeluarkan cerita yang sama dari Rabitah Al-jarasyi ra. dengan
maksudnya yang sama (kitab: Al-Misykah, hal. 21)
Dari Abu Musa
Al-Asy'ari ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: 'Hanyalah
perumpamaanku dan perumpamaan apa yang diutus Allah kepadaku adalah
perumpamaan seorang lelaki yang datang kepada suatu kaum, lalu dia
berkata kepada mereka: Hai kaumku! Saya lihat dengan mataku sendiri, ada
suatu bala tentara yang datang, dan saya adalah pemberi peringatan yang
telanjang (dapat dimaksudkan: yang paling jujur), maka selamatkanlah
diri kamu! Selamatkanlah! Kerana itu ada di antara kaumnya yang
mentaatinya, maka dari sejak malam mereka telah keluar melarikan diri
dengan secara teratur, hingga akhirnya mereka selamat. Ketika sekumpulan
yang lain telah mendustakannya, dan mereka terus menetap di tempat
mereka. Akhirnya, mereka sejak pagi buta telah diserang oleh bala
tentara (musuh) itu, yang membinasakan mereka serta memukul bersih apa
saja yang ada di hadapannya. Itulah dia perumpamaan siapa yang
mentaatiku serta menuruti apa yang saya sampaikan kepadanya. Demikian
pula perumpamaan siapa yang menderbakaiku serta mendustakan apa yang
saya sampaikan kepadanya dari perkara kebenaran itu.' (Riwayat Darimi)
Razin
telah membawa suatu berita dari Umar ra. yang dirafakkannya kepada
Rasulullah SAW sabdanya: Aku sudah menanyakan Tuhanku tentang
perselisihan para sahabatku sepeninggalku, lalu Allah mewahyukan
kepadaku, katanya: Wahai Muhammad! Sesungguhnya semua para sahabatmu itu
dalam pandanganku adalah umpama bintang-bintang di langit, setengah
mereka lebih teguh dari setengah yang lain, namun bagi setiap satu
darinya ada cahayanya yang tersendiri. Maka barangsiapa yang mengambil
sesuatu dari apa yang ada pada diri mereka tanpa memandang pada
perselisihan mereka itu, maka dia itu dalam pandanganku berada di atas
kebenaran. Kemudian Nabi SAW pun berkata: Para sahabatku itu seumpama
bintang-bintang maka siapa saja dari mereka yang kamu ikuti, kamu akan
mendapat petunjuk. (Jam'ul-Fawa'id 2:201)
Dari Al-Irbadh bin Sariyah
ra. yang menceritakan suatu peristiwa, katanya: Pada suatu hari
Rasulullah SAW telah mengimami kami satu shalat, dan sesudah selesai
shalat, beliau lalu menghadapkan wajahnya kepada kami serta menyampaikan
suatu pidato yang sungguh berkesan sekali pada diri kami, sehingga
bercucuranlah air mata kami dan gemetarlah segala urat perut kami.
Sehabis pidato itu, telah bangun seorang lelaki berkata: Ya Rasulullah!
Seolah-olah pidato ini adalah suatu pidato terakhir untuk mengucapkan
selamat tinggal! Jadi, apakah yang patut engkau pesankan untuk kami?!
jawab beliau: Aku berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah,
selalu mendengar perintah dan mentaatinya, walaupun yang memerintah itu
seorang hamba habsyi (yang hitam warna kulitnya). Kerana sesungguhnya,
siapa saja yang hidup di antara kamu sesudahku nanti dia akan melihat
perselisihan-perselisihan yang banyak. Maka ketika itu, hendaklah kamu
berpegang teguh kepada perjalananku dan pejalanan para
Khulafaur-Rasyidin yang sudah tertunjuk (oleh hidayatku), hendaklah kamu
berpegang kuat dengannya, dan gigitlah dia dengan gigi geraham kamu.
Berhati-hatilah kamu dengan mengada-adakan (hukum) yang baru, kerana
setiap hukum yang diada-adakan itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu
adalah sesat! (Riwayat Tarmidzy dan Abu Daud)
Dari Hudzaifah bin
Al-Yaman ra. telah merafakkan bicara ini kepada Nabi SAW sabdanya: Aku
tidak tahu berapa lama lagi aku akan berada bersama-sama kamu. Tetapi
aku mengingatkan kamu supaya mengikuti dua orang ini sepeninggalku. Lalu
beliau menunjuk kepada Abu Bakar dan Umar radhiallahu-anhuma.
Sambungnya lagi: Ambillah petunjuk yang diberikan Ammar, dan dengar apa
yang dibicarakan Ibnu Mas'ud dan percayailah dia!(Riwayat Tarmidzy)
Dari
Bilal bin Al-Haris Al-Muzani ra. bahwasanya Rasulullah SAW telah
bersabda: 'Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnat (jalan) dari
sunnatku yang telah ditinggalkan orang sepeninggalku, maka baginya
pahala seperti pahala-pahala orang yang mengamalkannya sesudah itu,
tiada dikurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka (yang
mengamalkannya itu). Dan barangsiapa yang mengadaadakan suatu bid'ah
yang menyesatkan yang tiada diridhai Allah dan RasuINya, maka dia akan
menanggung dosanya seperti dosadosa orang yang mengamalkannya, tiada
dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa orang yang mengamalkannya.'(Riwayat
Tarmidzy) Ibnu Majah juga meriwayatkan suatu Hadis yang serupa ini dari
Katsir bin Abdullah bin Amru, dari bapanya, dari datuknya.
Dari Amru
bin Auf ra. bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: 'Sesungguhnya
agama (Islam) itu akan kembali ke Hijaz, sebagaimana ular yang kembali
ke dalam lobangnya. Lalu agama itu akan tertambat di Hijaz umpama
tertambatnya unta-unta di puncak gunung. Sesungguhnya agama itu lahir
asing (tidak dikenali orang), dan dia akan kembali asing seperti mula
lahimya. Maka berbahagialah orang-orang asing itu (yakni kaum yang bukan
Arab), kerana merekalah yang akan membetulkan apa yang dirusakkan
manusia dari sunnatku sepeninggalku nanti."(Riwayat Tarmidzy)
Dari
Abdullah bin Amru ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: 'Akan berlaku
ke atas ummatku seperti mana yang berlaku ke atas kaum Bani Israel
umpama sepasang sepatu, satu dengan yang lain, sampai terjadi di antara
mereka orang yang mendatangi (melakukan zina) ibunya secara
terang-terangan, demikian pula yang akan berlaku pada ummatku juga. Dan
bahwasanya kaum Bani Israel akan terpecah-belah kepada tujuh puluh dua
kaum, dan ummatku pula akan terpecah-belah kepada tujuh puluh tiga kaum,
semuanya adalah di dalam neraka, kecuali satu kaum saja. Para sahabat
bertanya: Siapa kaum itu, hai Rasulullah?! jawab beliau: kaum yang
mengikutiku dan mengikuti para sahabatku!' (Riwayat Tarmidzy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar