H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wa salllam,
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” [H.R. Muslim, no. 2749, dari 'Abdullah bin Mas'ûd]
Inilah yang membedakan takabbur dari sifat ‘ujub (membanggakan diri, silau dengan diri sendiri). Sifat ‘ujub, hanya membanggakan diri tanpa meremehkan orang. Sedangkan takabbur, disamping membanggakan diri juga meremehkan orang.
Sebab-sebab Kesombongan
Sebab-sebab kesombongan, antara lain:
1- ‘Ujub (Membanggakan Diri)
Ketahuilah wahai hamba yang ber-tawadhu’ –semoga Allah lebih
meninggikan derajat bagimu-, bahwa manusia tidak akan takabbur kepada
orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa ‘ujub (membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain. Maka dari ‘ujub ini muncul kesombongan. Dan ‘ujub merupakan perkara yang membinasakan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tiga perkara yang membinasakan:
sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan
‘ujub seseorang terhadap dirinya.” [Silsilah Shahihah, no. 1802]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Ketika seorang laki-laki sedang
bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya
(jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol
hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi,
maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat.” [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ini lafazh Muslim]
2- Merendahkan Orang Lain.
Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yang tidak meremehkan
manusia, tidak akan takabbur terhadap mereka. Sedangkan meremehkan
seseorang yang dimuliakan Allah dengan keimanan sudah cukup untuk
menjadikan sebuah dosa.
3- Suka Menonjolkan Diri (Taraffu).
Ketahuilah wahai hamba yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.
Oleh karena itu, barangsiapa
memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan mendapati bahwa orang-orang yang
bersombong pada tiap-tiap kaum adalah para pemukanya, yaitu orang-orang
yang memegang kendali berbagai urusan. Allah Ta’ala berfirman tentang suku Tsamud, kaum Nabi Shalih Alaihissalam yang artinya, “Pemuka-pemuka
yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang
yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, ‘Tahukah kamu
bahwa Shalih di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?’ Mereka (yang
dianggap lemah-red) menjawab, ‘Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu,
yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya.’
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.”
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. dan mereka berkata, “Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).” [al-A’râf/7:75-77]
Dan Allah Ta’ala memberitakan tentang kaum Nabi Syu’aib Alaihissalam,
“Pemuka-pemuka dari kaum Syu’aib yang
menyombongkan dan berkata, ‘Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai
Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu
kembali kepada agama kami.’ Syu’aib berkata, ‘Dan apakah (kamu akan
mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?‘” [Al-A’raaf/7: 88]
Namun orang yang berakal akan berlomba pada ketinggian yang tetap lagi kekal, yang di dalamnya terdapat keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan kedekatan kepadaNya. Dan dia meninggalkan ketinggian sementara yang
akan binasa, yang akan diikuti oleh kemurkaan Allah dan kemarahanNya,
kerendahan hamba, kesibukannya, jauhnya dari Allah dan terusirnya (dari
rahmat) Allah. Inilah ketinggian yang tercela, yaitu sikap melewati
batas dan takabbur di muka bumi dengan tanpa kebenaran. Allah Ta’ala berfirman,
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin ketinggian (menyombongkan diri ) dan
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah
bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Qashash/28: 83]
Adapun ketinggian yang pertama (yakni
ketinggian yang tetap lagi kekal di akhirat) dan bersemanagat untuk
meraihnya, maka itu terpuji. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” [Al-Muthaffifin/83: 26]
Maka disyari’atkan berlomba-lomba untuk
(meraih) derajat-derajat tinggi di akhirat yang kekal, dan berusaha
meraih ketinggian pada tingkatan-tingkatannya, serta bersemangat untuk
itu dengan berusaha melakukan sebab-sebabnya. Dan hendaklah seseorang
tidak merasa puas dengan kerendahan, padahal dia mampu meraih
ketinggian.
4- Mengikuti Hawa Nafsu.
Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa kesombongan itu muncul dari sebab
mengikuti hawa nafsu, karena memang hawa nafsu itu mengajak menuju
ketinggian dan kemuliaan di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman,
“Apakah setiap datang kepadamu
seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan
keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka)
kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” [Al-Baqarah/2: 87]
Bahaya Kesombongan
Ketahuilah wahai hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan tawadhu’ (rendah
hati) bahwa bencana kesombongan itu sangat besar, orang-orang istimewa
binasa di dalamnya, dan jarang orang yang bebas darinya, baik para
ulama, ahli ibadah, atau ahli zuhud. Bagaimana bencana kesombongan itu
tidak besar, sedangkan kesombongan itu:
1- Dosa Pertama Yang Dengannya Allah Azza Wa Jalla Dimaksiati.
Kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis laknatullah dalam bermaksiat kepada Allah Azza wa jalla. Kesombongan itu menyeret Iblis untuk menjadikan takdir sebagai alasan terus-menerus sombong. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para Malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!,’ Maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir.” [Al-Baqarah/2: 34]
2- Kesombongan Merupakan Kawan Syirik Dan Penyebabnya.
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara kekafiran dengan kesombongan di dalam kitab-Nya yang mulia, Dia Azza wa Jalla berfirman,
“Lalu seluruh malaikat-malaikat itu
bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia
termasuk orang-orang yang kafir.” [Shaad/38: 73-74]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
” (Bukan demikian) sebenarya telah
datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan
kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir.” [Az-Zumar/39: 59]
Karena barangsiapa takabbur dari patuh kepada al-haq
(kebenaran) –walaupun kebenaran itu datang kepadanya lewat tangan
seorang anak kecil atau orang yang dia benci dan musuhi- , maka
sesungguhnya takabburnya itu adalah kepada Allah, karena Allah adalah Al-Haq, perkataan-Nya adalah haq, agama-Nya adalah haq, al-haq merupakan sifat-Nya, dan al-haq adalah dari-Nya dan untukNya. Maka, jika seorang hamba menolak al-haq, takabbur dari menerimanya, maka sesungguhnya dia menolak Allah dan takabbur terhadap-Nya. Dan barangsiapa takabbur terhadap Allah, niscaya Allah akan menghinakannya, merendahkannya, mengecilkannya, dan meremehkannya.
3- Orang-Orang Yang Sombong Tempat Kembalinya Adalah Neraka.
Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan neraka
sebagai rumah bagi orang-orang yang sombong, sebagaimana di dalam surat
Al-Ghafir ayat 76 dan surat Az-Zumar ayat 72. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Masukilah pintu-pintu neraka
Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka Jahannam
Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” [Az-Zumar/39: 72]
Dan orang-orang yang sombong adalah para penduduk neraka Jahannam, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya penduduk neraka adalah
semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya sombong di dalam
jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta,
orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang
lemah dan terkalahkan.” [Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]
Mereka akan merasakan berbagai macam
siksaan di dalam Jahannam, akan diliputi kehinaan dari berbagai tempat,
dan akan diminumi nanah penduduk neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pada hari kiamat orang-orang yang
sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam
bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka
akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya
Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan
diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur
kebinasaan).” [Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151]
4- Kesombongan Merupakan Tirai Penghalang Masuk Surga.
Oleh karena itu, Allah mengusir Iblis dari surga, Dia Azza wa Jalla berfirman,
“Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya!” [Al-A’râf/7: 13]
Kesombongan itu menjadi tirai penghalang
masuk surga karena menghalangi seorang hamba dari akhlaq orang-orang
beriman. Orang sombong tidak menyukai untuk kaum mukminin kebaikan yang
dia sukai untuk dirinya. Dia tidak mampu bersikap rendah hati dan
meninggalkan hasad, dendam, dan marah. Dia juga tidak mampu manahan
murka, dia tidak menerima nasehat, dan tidak selamat dari sifat
merendahkan dan menggibah manusia. Tidak ada sifat yang tercela kecuali
dia memilikinya.
5- Allah Tidak Mencintai Orang-Orang Yang Sombong.
Barangsiapa yang memiliki sifat-sifatnya seperti ini, maka dia berhak
mendapatkan laknat Allah, jauh dari rahmatNya, Allah memurkainya dan
tidak mencintainya. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Maka orang-orang yang tidak beriman
kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan
mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi
bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa
yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong.” [An-Nahl/16: 22-23]
6- Kesombongan Merupakan Sebab Su-ul Khatimah (Keburukan Akhir Kehidupan).
Oleh karena itu Allah memberitakan bahwa orang yang sombong dan
sewenang-wenang adalah orang-orang yang Allah menutup hati mereka,
sehingga mereka tidak beriman. Sehingga akhir kehidupannya buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” [Al-Mukmin/40: 35]
7- Kesombongan Merupakan Sebab Berpaling Dari Ayat-Ayat Allah.
Yang demikian itu karena orang yang sombong tidak bisa melihat ayat-ayat
Allah yang menjelaskan dan berbicara dengan dalil-dalil yang pasti.
Juga karena kesombongan itu menutupi kedua matanya, sehingga dia tidak
melihat kecuali dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi.” [Al-A’raaf/7: 146]
8- Kesombongan Merupakan Dosa Terbesar.
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran jika ia merupakan dosa terbesar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Jika kamu tidak berbuat dosa,
sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada perkara yang lebih besar dari itu,
yaitu ‘ujub, ‘ujub (kagum terhadap diri sendiri).” [Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 658, karya Syaikh Al-Albani]
Sumber: At-Tawaadhu’ fii Dhauil Qur’anil Kariim was Sunnah ash-Shahiihah karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhahullah, hlm. 35-44; Penerbit. Daar Ibnul Qayyim; Cet. 1; Th. 1410 H/1990 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar