H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Hidup ini
seperti pemain circus yang harus memutar sejumlah bola di udara, hanya
saja sebagian dari bola-bola itu adalah bola karet dan sebagian yang
lain adalah bola kaca. Bola-bola dari karet boleh saja dikorbankan untuk
jatuh bila dipandang perlu, karena dia akan memantul dengan sendirinya
dan dapat diambil kembali saat dibutuhkan. Bola-bola dari kaca tidak
boleh jatuh sama sekali – karena sekali jatuh dia hancur, jadi dia harus
selalu tertangkap tangan dan tidak boleh dikorbankan. Memahami mana
yang bola karet dan mana yang bola kaca akan menentukan apa yang menjadi
prioritas hidup Anda.
Ambil misalnya Andalah pemain circus itu
dan Anda bermain dengan lima bola, sebut saja: pekerjaan, keluarga,
pertemanan, kesehatan, keimanan. Mana diantara lima ‘bola’ ini yang bola
karet dan mana yang ‘bola’ kaca bagi Anda? Setiap orang akan memiliki
pilihannya sendiri.
Idealnya adalah kita perlakukan semuanya
sebagai ‘bola kaca’ sehingga tidak ada satupun yang boleh jatuh.
‘Pemain circus’ yang pinter mungkin saja bisa melakukan ini, tetapi
kebanyakan orang suatu saat akan terpaksa membiarkan salah satunya
jatuh. Bila ini yang harus dilakukan, maka hanya bola karet-lah yang
boleh jatuh.
Dalam perjalanan karir saya sebagai karyawan dahulu,
berulangkali saya harus membiarkan ‘bola karet’ pekerjaan itu jatuh.
Karena ini yang paling aman untuk dijatuhkan bila terpaksa, dan
insyaallah selalu dapat dipungut lagi – dalam bentuk pekerjaan lain.
Nampaknya
sederhana tetapi banyak juga orang yang salah pilih - menganggap
pekerjaannya adalah ‘bola kaca’ sedangkan yang lain adalah ‘bola karet’.
Kok bisa? Ini terjadi ketika orang mengorbankan keluarga, pertemanan,
kesehatan dan bahkan keimanan – demi untuk mempertahankan pekerjaannya.
Apakah
Anda termasuk yang menganggap pekerjaan Anda adalah ‘bola kaca’? Anda
bisa coba mengetesnya dengan sejumlah pernyataan berikut:
1.
Orangtua, anak/pasangan Anda kritis di rumah sakit – Anda serahkan ke
perawat dan yang lain untuk menanganinya karena Anda sibuk dengan
pekerjaan.
2. Anda rela mengorbankan pertemanan Anda demi karir dan pekerjaan Anda.
3.
Kesibukan pekerjaan Anda yang luar biasa membuat Anda tidak bisa makan
dan tidur secara sehat dan tidak sempat berolah raga menjaga kesehatan.
4.
Demi pekerjaan Anda, Anda berani menyerempet bahaya dengan hal-hal yang
bersifat suap, korupsi, permainan proyek dan sejenisnya.
5. Anda tidak peduli dengan pendapatan perusahaan/instansi Anda yang bercampur dengan Riba, Maisir dan Gharar.Bila
salah satu saja dari lima statement tersebut diatas Anda iya-kan , maka
kemungkinan besar Anda telah menganggap pekerjaan Anda adalah ‘bola
kaca’-nya dan yang lain adalah bola karet.
Bila no 1 yang Anda iya-kan, berarti keluarga yang menjadi ‘bola karet’-nya.
Bila no 2 yang Anda iya-kan, berarti pertemanan Anda yang Anda jadikan ‘bola karet’nya.
Bila no 3 yang Anda iya-kan, berarti kesehatan Anda yang menjadi ‘bola karet’nya.
Bila no 4 atau 5 yang Anda iya-kan, berarti keimanan Anda yang Anda jadikan ‘bola karet’-nya.
Memilah
dan memilih mana yang Anda anggap bola karet dan mana yang bola kaca
ini akan memudahkan Anda menentukan sikap mana yang harus dipertahankan
mati-matian tidak boleh jatuh, dan mana yang boleh jatuh bila situasi
memaksa. Wa Allahu A’lam.*
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar