H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Cinta itu gaib, tak terlihat tapi bisa dirasakan. Cinta itu misteri
kehidupan yang belum terjawab. Terjawab akan suatu arti, terjawab dari
suatu definisi. Rangkaian kata yang belum tersusun rapi dari singgasana
kerapuhan hati, meski sudah banyak pujangga yang mencoba menguaknya.
Pujangga yang sama rapuhnya dengan cinta itu sendiri.
Cinta
laksana lautan tak berujung, yang terlihat hanyalah banyu biru
berayun-ayun. Laksana batu karang yang membentenginya, gagah tak
terkalahkan. Dentuman ombak pun tak kuasa melawan kerasnya keteguhan
batu karang. Cinta juga laksana mercusuar di hamparan pasir putih dari
barat ke timur. Dia menuntun jalannya para perahu-perahu kehidupan dari
derasnya gelombangan dan gelapnya malam di lautan.
Cinta bisa
menghanyutkan. Bisa juga menyelamatkan. Cinta laksana burung terbang ke
angkasa. Kesejukan dan kehangatannya terasa dari balik awan. Menapaki
butiran-butiran kecil air yang perlahan menetes ke gersangnya perut
bumi. Bumi tempat dari sang penikmat cinta berdiri menatap jauhnya cita.
Cinta
berikan makna juga hadirkan cita. Cita-cita luhur dari sang penikmat
cinta. Penikmat cinta seakan tersihir oleh angan cita dari cinta. Apapun
akan dilakukannya untuk cita dan demi cinta. Tak jarang sang penikmat
ini jadi ketakutan jika citanya dengan cinta tak berujung. Sang penikmat
jadi gila, gila karena cinta katanya. Mereka bilang cinta itu buta, apa
benar?? Benar cinta buta untuk korban cinta Ketika cinta tak berujung
Cita.
Cinta bisa membunuh, bisa juga menyembuhkan. Terbunuh oleh
angan cita yang hanya angan saja. Terbunuh oleh bayangan semu sang
pujaan hati. Pujaan hati yang menggerogoti hati dari sang penikmat cinta
rapuh. Rapuh oleh angan-angan liarnya. Rapuh oleh ketidakkuasaannya.
Karena letih menahan derasnya rongrongan nafsu. Gigitannya sangat luar
bisa. Dia tak punya kekuatan dari Sang Maha Cinta. Sayang beribu sayang,
cintanya lemah tak berujung cinta. Sebaliknya…!
Cinta bisa
menyembuhkan. Menyembuhkan hati yang rapuh, jiwa yang merana dan raga
yang sendiri. Ketika dia cinta pada Sang Maha Cinta. Dia selalu ada
dalam episode-episode yang terlewatkan oleh sang penikmat cinta dari
sang Maha Cinta. Dia selalu mengobati luka-luka dari sang pujaan hati
yang menggoreskan luka. Dia bisa mencabut duri yang ia tancapkan. Dia
berikan semua apa yang sang penikmat cinta butuhkan. Dia berlari
mengejar sang penikmat cinta saat, sang penikmat cinta menghampirinya.
Sungguh luar biasa kuatnya dari Sang Maha Cinta. Pemilik semua cinta.
Pemutar balik dari hati-hati penikmat cinta. Jika penikmat-penikmat
cinta mencintainya, takkan ada lagi kata Cinta itu buta, cinta itu
busuk, cinta itu duri, cinta itu palsu dan lain-lain. Yang ada hanyalah
kesejukan, keindahan dan ketenteraman karena cinta dari Sang Maha Cinta.
Sang
Maha cinta selalu ada dalam hati kita, jiwa-jiwa penikmat cinta. Tapi
pernahkah kita mencintai Dia? Atau hanya mencintai sang pujaan hati?
Hidup
adalah pilihan, begitu juga dengan cinta. Cintailah Sang Maha cinta
agar cinta kita berujung dengan cita. Karena Dia Maha segalanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar