H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Dan tahukan engkau
apa itu surga? Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan
setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba
Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita
dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia,
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108:
Artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka
tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108).
Rasulallah
SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari
hadits riwayat Abu Hurairah, (Allah berfirman, Aku telah mempersiapkan
untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang (kenikmatannya) belum pernah
ada mata yang telah melihat, dan tidak pernah ada telinga yang telah
mendengar maupun telah terdetik di hati manusia).
Dengan kasih
Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Dia telah membentangkan gambaran
surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan,
tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin, tidak lelah dan
tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang
dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua penderitaan
dalam hidup ini. Timbul pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai
hamba-hamba Allah? Hal ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke
surga dengan penuh semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai
kebahagiaan, taman dan segala istananya. Sebab surga adalah tempat
tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, dipersiapkan
sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya agar mengisinya dengan
rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya. Dia menggambarkan kenikmatannya
sebagai kemenangan besar, pemiliknya sebagai raja diraja, segala
kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap cacat dan kekurangan.
Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin
melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya!
Pada
kesempatan ini, saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan
hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan mereka yang
dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita dimasukkan surga
bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga kecuali dengan
berusaha menggapainya.
Pesan Pertama: Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW
berkata, Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini? Abu Bakar
menjawab: “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah
mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar berkata: “Aku”. Dia berkata
lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?
Abu Bakar berkata, “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian
yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Aku”.
Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan seperti
di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”.
Diriwayatkan dari Abd
al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh,
kemudian bertemu dengan para sahabatnya”. Dia berkata: “Apakah ada di
antara kalian yang hari ini berpuasa? Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya
Rasulallah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka
(sarapan).” Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata
pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.” Rasulullah SAW
kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang
menjenguk orang sakit? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan
berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?” Abu
Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf,
merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku
datang ke masjid, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara
kalian yang bersedekah hari ini? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan
shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat.” Abu Bakar
berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di
tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan
kepadanya”. Rasulallah SAW kemudian bersabda, “Aku beri kabar gembira
untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.” Umar menggumam, “oh…oh… oh…
ahli surga.”
Pesan Kedua: Utsman radhiallahu anhu dan Infaq.
Diriwayatkan
dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku
menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk
Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari
itu. Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke
kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik
Raumah. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membelinya dan
menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya
baginya surga? Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini,
aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku
harus minum air laut. Mereka menjawab, “Ya”. Utsman berkata lagi, “Dan
dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu
hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan
kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari
hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di
masjid itu”. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji
Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya
wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara). Mereka
berkata, “Ya Allah, ya benar”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji
Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota
Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka
tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar,
Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata: “Tenanglah wahai
(gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang
jujur dan dua orang yang menjadi syahid. Mereka berkata, “Ya”. Ustman
berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai
tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.
Pesan Ketiga: Terjaga dengan ibadah di waktu malam:
Salah
seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka
tengah merindukan surga dan para bidadarinya, “Aku akan membeli seorang
bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan
Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai
khatam tersebut.” Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan
juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia
mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata,
Apakah
engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara
orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk
setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam.
Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia
kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku akan berusaha untuk
mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu.
Abu
Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada
suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud,
dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri,
termasuk surga yang penuh kenikmatan. Pada suatu malam dia berkata,
tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan
dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat –
sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali
bidadari datang kepadaku dan berkata: “Inikah perbuatan orang-orang
shalih?” “Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah
menunggumu sejak lima ratus tahun”. Tidak ada Tuhan selain Allah; Sejak
itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan
agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya.
Pesan Keempat: Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu:
Bilal
adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan
dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia
dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta
dan Uzza”. Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…” Datanglah
Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga
tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas. Rasullah SAW kemudian
menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi
muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan.
Abu
Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal:
“ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam
memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar
suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan
apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib
dengan wudhu shalat dzuhur.”
Pesan Kelima: Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang?
Abu
Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu
pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang
tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Betapa banyak decak kekaguman untuk Abu Dahdah di surga”. Dan
diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat (2/517) dari
hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun, “barangsiapa
yang memberikan pinjaman kepada Allah sebaik-baik pinjaman” Abu Dahdah
berkata, Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta
kita?”. Rasulallah SAW menjawab, “Ya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku
punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah
meminjamkannya untuk Allah.
Pesan Keenam: Tidak Ghibah:
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata, “bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya
Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya
saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Rasulallah bersabda,
“Dia di neraka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si
fulanah dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi
makan sapinya, dan dia tidak mengguncingkan tetangganya”. Rasulallah
SAW bersabda, “dia di surga”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar