Ketua Yayasan Arrafiiyah
Kala itu, salah satu gerbang negeri Naisabur dijaga beberapa ulama mujahidin, guna mencegah masuknya musuh ke negeri tersebut. Namun sayang sekali, bantuan materi dari pusat terlambat, hingga mereka gundah. Di saat krisis itu, Abu Utsman Al Hirri yang bertanggung jawab akan hal itu menerima bantuan dari Abu Amru bin Nujaid, seorang ulama hadits dan ahli zuhud, sebesar 1000 dinar.
Esok harinya,
dengan gembira Abu Utsman mengundang Abu Amru untuk duduk di sebuah
majelis yang dihadiri banyak orang. Di kesempatan itu Abu Utsman
mengatakan,”Wahai
saudara-saudarku, aku mengharap agar Abu Amru memperoleh pahala besar,
karena ia telah mewakili beberapa orang dalam ribath (melakukan
penjagaan) dan telah memberi bantuan sekian-sekian…”
Namun setelah podato tersebut Abu Amru malah berdiri di hadapan hadirin dan menyampaikan,”Sesungguhnya
harta yang saya berikan adalah harta ibu saya dan beliau tidak ridha,
maka mestinya harta tersebut dikembalikan kepada saya untuk saya
kembalikan kepada beliau.”
Setelah itu,
Abu Utsman memerintahkan untuk mengembalikan kantong yang berisi harta
yang cukup banyak tersebut kepada Abu Amru, dan para hadirin pun bubar.
Namun, ketika malam tiba, Abu Amru mendatangi kembali Abu Utsman dan mengatakan,”Anda bisa memanfaatkan harta ini untuk keperluan seperti kemarin, dan tidak ada yang tahu akan hal ini kecuali kita.”
Setelah mendenyimak
kata-kata Abu Amru, Abu Utsman pun menangis haru melihat upaya Abu Amru
untuk menyembunyikan amalan kebaikannya, walau mungkin manusia telah
kecewa terhadap apa yang ia lakukan sebelumnya dengan meminta kembali
uang 1000 dinar itu dan mengaku bahwa uang itu bukan miliknya. (Lihat,
Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 3/332)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar