Ahmad memberitakan dari Urwah bin Az-Zubair dari Abdullah bin Amru ra.
bahwa Urwah pernah bertanya kepada Abdullah: 'Tolong beritahu aku apa
yang pernah engkau lihat dari kaum Quraisy ketika mereka menunjukkan
permusuhannya kepada Rasulullah SAW?'. Abdullah bercerita: Aku pernah
hadir dalam salah satu peristiwa ketika para pemuka Quraisy
bermusyawarah di tepi Hijir (Ka'bah), mereka berkata: Apa yang kita
tanggung sekarang lebih dari yang dapat kita sabar lagi dari orang ini!
Dia telah mencaci nenek-moyang kita, memburuk-burukkan agama kita,
memporak-perandakan persatuan kita, dan mencerca tuhan-tuhan kita, siapa
lagi yang dapat bersabar lebih dari kita ... !'
Di tengah mereka
berbincang-bincang itu, tiba-tiba muncullah Rasulullah SAW datang dan
langsung menghadap sudut Ka'bah, lalu beliau bertawaf keliling Ka'bah,
dan apabila beliau berlalu di tempat kaum Quraisy itu sedang duduk,
mereka melontarkan beberapa perkataan kepadanya, namun beliau hanya
berdiam diri belaka. Apabila beliau bertawaf kali kedua, mereka tetap
menyampaikan kata-kata mengejek, namun beliau tidak berkata apa pun.
Tetapi pada tawaf keliling ketiga, bila mereka mengejek-ngejek lagi,
beliau lalu berhenti seraya berkata kepada mercka: 'Hai pemuka Quraisy!
Dengarlah baik-baik! Demi jiwa Muhammad yang berada di dalam genggaman
Tuhan, sebenarnya aku ini mendatangi kamu untuk menyembelih kamu!'
Mendengar itu, semua orang yang di situ merasa berat sekali, sehingga
setiap seorang di antara mereka merasakan seolah-olah burung besar
datang untuk menyambarnya, sampai ada orang yang tidak sekeras yang lain
datang untuk menenangkan perasaan beliau supaya tidak mengeluarkan
kata-kata yang mengancam, karena mereka sangat bimbang dari
kata-katanya. 'Kembalilah sudah, wahai Abu Al-Qasim!' bujuk mereka.
'Janganlah engkau sampai berkata begitu! Sesungguhnya kami sangat
bimbang dengan kata-katamu itu!' Rasuluilah SAW pun kembalilah ke
rumahnya.
Kemudian pada hari besoknya, mereka datang lagi ke
Hijir (Ka'bah) itu dan berbicarakan permasalahan yang sama, seperti
kemarin, dan aku duduk di antara mereka mendengar pembicaraan mereka
itu. 'Kamu semua cuma berani berkata saja, cuma berani mengumpat sesama
sendiri saja, kemudian apabila Muhammad mengatakan sesuatu yang kamu
tidak senang, kamu lalu merasa takut, akhirnya kamu membiarkannya!' kata
yang satu kepada yang lain. 'Baiklah,' jawab mereka.' Kali ini kita
sama-sama bertindak, bila dia datang nanti.' Dan seperti biasa
Rasulullah SAW pun datang untuk bertawaf pada Ka'bah, maka tiba-tiba
mereka melompat serentak menerkamnya sambil mereka mengikutinya bertawaf
mereka mengancamnya: 'Engkau yang mencaci tuhan kami?' kata yang
seseorang. 'Engkau yang memburuk-burukkan kepercayaan kami, bukan?' kata
yang lain. Yang lain lagi dengan ancaman yang lain pula. Maka setiap
diajukan satu soalan kepada Rasulullah SAW itu, setiap itulah dia
mengatakan: 'Memang benar, aku mengatakan begitu!' Lantaran sudah tidak
tertanggung lagi dari mendengar jawaban Nabi SAW itu, maka seorang dari
mereka lalu membelitkan kain ridaknya pada leher beliau, sambil
menyentakkannya dengan kuat. Untung Abu Bakar ra. berada di situ, lalu
dia segera datang melerai mereka dari menyiksa Nabi SAW sambil berkata:
'Apakah kamu sekalian mau membunuh seorang yang mengatakan 'Tuhanku
ialah Allah! 'diulanginya kata-kata itu kepada kaum Quraisy itu, dengan
tangisan yang memilukan hati. Kemudian aku lihat kaum Quraisy itu
meninggalkan tempat itu. Dan itulah suatu peristiwa sedih yang pernah
aku lihat dari kaum Quraisy itu yang dilakukan terhadap Nabi SAW -
demikian kata Abdullah bin Amru kepada Urwah bin Az-Zubair ra. (Majma'uz
Zawa'id 6:16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar