Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra. dia
berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum, apa saja
yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat Nabi kamu Muhammad
SAW hanya mendapat korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya!
Dalam
riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin Basyir ra. katanya, bahwa pada
suatu ketika Umar ra. menyebut apa yang dinikmati manusia sekarang dari
dunia! Maka dia berkata, aku pernah melihat Rasulullah SAW seharian
menanggung lapar, karena tidak ada makanan, kemudian tidak ada yang
didapatinya pula selain dari korma yang buruk saja untuk mengisi
perutnya.
Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim, Khatib,
Ibnu Asakir dan Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku
pernah datang kepada Rasulullah SAW ketika dia sedang bersembahyang
duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku
melihatmu bersembahyang duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku
lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar jawaban beliau itu, aku terus
menangis sedih melihatkan keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan
melihat aku menangis, lalu berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis,
karena beratnya penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa
orang yang hidupnya lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan
dunia. (Kanzul Ummal 4:41)
Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra.
dia berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya)
mengirim (sop) kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak
makan, tetapi Nabi SAW memakannya - ataupun katanya, beliau yang tidak
makan, tetapi Aisyah makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang
berbicara dengannya: Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat
Thabarani dengan tambahan ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin!
Apakah ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika
itu, tentu kami utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)
Abu
Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya
sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak
ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika
ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:154; Majma'uz Zawatid 10:325)
Bukhari dan Muslim meriwayatkan
pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak
saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa
memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah
Rasulullah SAW tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi
apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika
ada tetangga-tetangga Rasulullah SAW dari kaum Anshar yang membawakan
buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami
susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:155)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering
kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak
pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar
bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air
saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)
Tarmidzi
memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah
ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku
mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku
ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa
begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di
mana Rasulullah SAW telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak
pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)
Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi
tersebut: Tidak pernah Rasulullah SAW kenyang dari roti gandum tiga hari
berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal
dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah SAW
dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam
versi lain lagi: Rasulullah SAW telah meninggal dunia, dan beliau tidak
pernah kenyang dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)
Dalam
riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah ra.:
Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan
sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu
mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:149)
Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan ra.
secara mursal, katanya: Rasulullah SAW selalu membantu orang dengan
tangannya sendiri, beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri,
dan tidak pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari
berturut-turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari
meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah SAW makan di
atas piring, tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau
meninggal dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang
sedang dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang).
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)
Tarmidzi memberitakan dari Ibnu
Abbas ra. katanya: Rasulullah SAW sering tidur malam demi malam sedang
keluarganya berbalik-balik di atas tempat tidur karena kelaparan, karena
tidak makan malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti syair yang
kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah
Rasulullah SAW mendatangi suatu kaum yang sedang makan daging bakar,
mereka mengajak beliau makan sama, tetapi beliau menolak dan tidak
makan. Dan Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia, dan
beliau belum pernah kenyang dari roti syair yang kasar keras itu.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151)
Pernah Fathimah binti
Rasulullah SAW datang kepada Nabi SAW membawa sepotong roti syair yang
kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau kepada Fathimah ra: Inilah
makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam
periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW pun
bertanya kepada Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?!
Fathimah menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan
roti itu, sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau
memakannya dulu! (Majma'uz Zawa'id 10:312)
Ibnu Majah dan Baihaqi
meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali peristiwa ada
orang yang membawa makanan panas kepada Rasulullah SAW maka beliau pun
memakannya. Selesai makan, beliau mengucapkan: Alhamdulillah! Inilah
makanan panas yang pertama memasuki perutku sejak beberapa hari yang
lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)
Bukhari meriwayatkan dari
Sahel bin Sa'ad ra. dia berkata: Tidak pernah Rasulullah SAW melihat
roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan menjadi Utusan Allah
hingga beliau meninggal dunia. Ada orang bertanya: Apakah tidak ada pada
zaman Nabi SAW ayak yang dapat mengayak tepung? Jawabnya: Rasulullah
SAW tidak pernah melihat ayak tepung dari sejak beliau diutus menjadi
Rasul sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi, bagaimana kamu
memakan roti syair yang tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya:
Mula-mula kami menumbuk gandum itu, kemudian kami meniupnya sehingga
keluar kulit-kulitnya, dan yang mana tinggal itulah yang kami campurkan
dengan air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)
Tarmidzi
memberitakan daiipada Abu Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa kami
datang mengadukan kelaparan kepada Rasulullah SAW lalu kami mengangkat
kain kami, di mana padanya terikat batu demi batu pada perut kami. Maka
Rasulullah SAW pun mengangkat kainnya, lalu kami lihat pada perutnya
terikat dua batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:156)
Ibnu
Abid Dunia memberitakan dari Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para
sahabat Nabi SAW Ibnu Bujair berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu
lapar pada suatu hari, lalu beliau mengambil batu dan diikatkannya pada
perutnya. Kemudian beliau bersabda: Betapa banyak orang yang memilih
makanan yang halus-halus di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan
telanjang di hari kiamat! Dan betapa banyak lagi orang yang memuliakan
dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak
orang yang menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di
akhirat.'
Bukhari dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah
ra. dia berkata: Bala yang pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini
sesudah kepergian Nabi SAW ialah kekenyangan perut! Sebab apabila
sesuatu kaum kenyang perutnya, gemuk badannya, lalu akan lemahlah
hatinya dan akan merajalelalah syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar