Rabu, 26 Oktober 2011

Arti Cinta Dan Perkawinan

Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab,”Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tidak boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” 

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya bisa membawa satu saja, dan waktu berjalan tidak boleh mundur lagi. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tidak aku ambil ranting tersebut.

Ketika aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahawasanya ranting-ranting yang aku temukan kemudian tak sebaik dan secantik ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya”
Gurunya kemudian menjawab “Jadi itulah yang dikatakan cinta

Pada hari yang lain, Plato bertanya lagi kepada gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah dan jangan mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja, tidak terlalu lurus batangnya. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi di kesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan aku rasa tidak terlalu buruk, jadi aku putuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan itulah yang dikatakan perkawinan“ 
---------------
Oleh karena itu carilah cinta dan dapatkan perkawinan. Karena kita tidak mungkin memperoleh sebaik seperti yang kita impikan. Hidup ini hanya sebentar dan sementara. Tidak mungkin akan terpenuhi segala yang kita inginkan. Terimalah seadanya apa yang Allah sudah tentukan untuk kita.

Apabila kita mencari kesempurnaan dari pasangan kita, kita akan kecewa karena sudah tentu kesempurnaan tidak ada pada dirinya. 

Hanya dengan redha, bersyukur dan mengingati-Nya-lah hati akan menjadi lapang dan tenang. Hidup di dunia adalah untuk ‘memberi’ yang terbaik, bukan untuk ‘menerima’ kesempurnaan. 

Kesempurnaan hanya ada di surga.. Kesempurnaan itu hanya terletak pada cinta Ilahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar