H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah
Setiap orang mempunyai impian atau cita-cita
mengenai apa yang akan ingin digapainya di kemudian kelak. Tentu, ini
merupakan hal positif karena impian tersebut bisa menjadi suatu motivasi
yang akan memacu semangat seseorang hingga ia akan terus terdorong
untuk bergerak meraih impiannya. Adalah hal yang wajar dan sah-sah saja
jika terkadang impian yang ingin digapai seseorang itu adalah hal-hal
yang sangat menakjubkan dan luar biasa yang mungkin akan terasa sulit
untuk digapai bagi sebagian orang. Namun tentu saja semua hal bisa
dilakukan di dunia ini dengan usaha yang keras dan juga dengan izin-Nya
tentunya.
Impian atau cita-cita ibarat sebuah negeri yang indah
nan jelita di seberang lautan. Artinya, seseorang harus menempuh jarak
dan waktu untuk mencapai negeri itu. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan
untuk sampai di negeri tersebut adalah satu tahun, dua tahun, tiga
tahun, empat tahun dan seterusnya bergantung jarak yang akan ditempuh
dan usaha yang dilakukan untuk mencapainya. Semakin dekat jarak yang
ditempuh atau semakin kecil impian yang ingin digapai, boleh jadi
semakin cepat pula ia akan sampai dan menggapai impiannya itu.
Sebaliknya, semakin jauh jarak yang akan ditempuh atau semakin tinggi
impian yang ingin dicapai, maka boleh jadi akan semakin lama pula ia
akan menggapai impiannya. Ada sebuah pepatah menarik berkaitan dengan
cita-cita yang masyhur terdengar yaitu ‘gantunglah cita-citamu setinggi
langit namun jangan lupa tetaplah kakimu berpijak di bumi.’
Pepatah
tersebut bisa diartikan bahwa impian untuk menggapai kehidupan dunia
bolehlah jauh melambung tinggi ke angkasa dan seterbaik mungkin, namun
janganlah lupa bahwa manusia akan kembali lagi ke asalnya yaitu bumi
(tanah) untuk kemudian menghadap-Nya. Artinya, sebesar apapun impian
seseorang di dunia ini haruslah juga diingat bahwa ia harus punya impian
atau cita-cita yang lebih besar lagi untuk menuju kehidupan akhirat
kelak.
Allah SWT memerintahkan makhluk-Nya untuk memperhatikan
keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. “Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS Al-Qashash: 77)
Ayat di atas jelas sekali mengandung perintah
untuk senantiasa berusaha menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Namun
tentu, dalam hal ini akhirat haruslah menjadi prioritas utama
dikarenakan keutamaannya.
Tidak sedikit orang di dunia ini yang
silau dengan gemerlap kehidupan dunia hingga lalai untuk mengingat
akhirat. Ia berupaya untuk menanam investasi yang sebesar-besarnya untuk
tujuan duniawi semata tanpa peduli dengan bekal investasi akhirat.
Dalam hal ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengingatkan bahwa orang
yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga
(macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir.
Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika
telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya
(tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada
itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya
seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia
pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“. (HR. Bukhari Muslim)
Islam
tidak melarang manusia untuk menjadi orang kaya, yang salah adalah
apabila ia cinta dunia kemudian lupa akan akhirat. Karena Rasulullah SAW
dan para sahabat pun juga termasuk orang yang kaya sebagaimana tercatat
dalam sirah beliau.
Maka, alangkah indahnya jika impian untuk
menggapai dunia juga harus dibarengi dengan impian untuk menggapai
kehidupan akhirat yang lebih kekal nan abadi. Dan bukanlah hal yang
mustahil jika hal ini dilakukan, maka impian untuk hidup di dunia kaya
raya dan di akhirat masuk surga akan tercapai. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar