Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat dan Suara Perempuan Jawa
Barat menolak rencana Wali Kota Bandung menyambut resmi kehadiran Miss
Universe 2011, Leila Luliana da Costa Vieira Lopes, di Kota Bandung,
pekan depan.
“Itu kan bertentangan dengan program Bandung sebagai
kota agamis. Satu di antaranya, Bandung bebas dari pornografi,” kata
Sekretaris Umum (Sekum) MUI Jabar H M Rafani Ahyar kepada wartawan di
kantor MUI Jabar, Jalan R E Martadinata, Bandung, Kamis (6/10/2011).
Kehadiran
Lopes, kata Rafani, merupakan bentuk persetujuan pemerintah terhadap
pornografi. “Proses pemilihan Miss Universe itu sendiri saja sudah
menginjak martabat perempuan. Setiap bagian tubuh, termasuk alat vital
juga diukur,” ujarnya. Ia menyatakan alasan kedatangan Lopes sekaligus
untuk mempromosikan pariwisata Bandung lemah.
Menurutnya, masih
banyak tokoh yang lebih layak mempromosikan pariwisata Bandung seperti
peraih Nobel atau olahragawan berprestasi.
Sebelumnya, Suara
Perempuan Jabar bersuara serupa. Kelompok ini khawatir kehadiran Leila
Lopes bakal berdampak buruk pada remaja Bandung.
“Dia (Lopes) itu
ikon. Kalau hanya kecerdasannya yang ditiru remaja, tidak masalah.
Namun, kalau cara hanya penampilan fisiknya yang ditiru, bakal berdampak
negatif bagi para remaja Bandung,” ujar Koodinator Suara Perempuan
Jabar, Euis Rifki.
Menurutnya, para remaja Bandung belum mampu
memilah kelebihan ratu sejagat, yakni kecerdasan, perilaku, dan
kecantikan. Remaja, ujarnya, latah untuk meniru kelebihan fisik saja,
memamerkan bagian tubuh tertentu dengan berpakaian serba minim.
Hanya,
baik Rafani dan Euis, mengatakan tidak menolak kunjungan pribadi Lopes
ke Bandung. “Silakan saja ia berbelanja di sejumlah factory outlet (FO). Itu urusan pribadi dia,” ujar Euis.
Ditemui
di sela kegiatan sosial Hari Kesatuan Gerak Bhayangkara (HKGB) ke-59,
Kapolda Jabar, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno, menegaskan bahwa Miss
Universe 2011 Leila Luliana da Costa Vieira Lopes (25) batal menghadiri
sejumlah acara yang dikemas oleh Kemala Bhayangkari Jawa Barat.
Sedianya
Lopes akan menghadiri sejumlah acara yang dikemas oleh Kemala
Bhayangkari Polda Jabar. Namun, urung menyusul polemik yang terjadi
terkait kabar dana Rp 750 juta yang dibebankan kepada para perwira
menengah (pamen).
Adapun tiga acara yang batal dihadiri Lopes pada
acara Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-56 adalah jamuan makan
malam atau charity night di Graha Bhayangkara, Jalan Cicendo,
Kota Bandung, Selasa (11/10/2011). Lalu dua acara lainnya pada Rabu
(12/10/2011), yaitu kegiatan pelatihan bagi ibu-ibu Bhayangkari dan
bazaar.
“Cuma acara Bhayangkari aja. Yang lain, Miss Universe
masih mengikuti acaranya kok,” ujar Putut di halaman Markas Direktorat
Pengamanan Obyek Vital Polda Jawa Barat (Polsek Ujungberung) Jalan AH
Nasution No 21, Ujungberung Bandung, Kamis.
Ketua Kemala
Bhayangkari Jawa Barat, Coreta Putut Eko Bayuseno, tak tampak dalam
acara itu. “Oh, ibu (Coreta) ada kegiatan lain,” ujar Yanti Bimo
Anggoroseno, Ketua Pelaksana dari kegiatan sosial pengobatan gratis di
sela acara sambil bergegas menghindar kejaran wartawan.
Sejak
polemik Miss Universe 2011 mengemuka, Coreta sulit dihubungi. SMS
wartawan tak dibalas, begitu pun saat ditelepon tidak diangkat.
Kapolda
hanya tersenyum saat wartawan melontarkan pertanyaan kenapa istrinya
tidak datang. Ia malah bergegas langsung masuk ke dalam mobil dinasnya
dan meninggalkan acara jelang tengah hari kemarin. (bb/dic/tribunjabar/KCM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar